Pemerintah Kabupaten Nganjuk Gelar Prosesi Adat Boyong Natapraja dan Sedekah Bumi 2025 dengan Tema “Notoprojo Bersinergi Membangun Negeri”

Nganjuk, Kabarnews.net – Pemerintah Kabupaten Nganjuk sukses menyelenggarakan prosesi adat Boyong Natapraja dan Sedekah Bumi 2025 yang berlangsung dengan khidmat dan meriah.

Acara tahunan ini memiliki makna ganda, yakni sebagai penghormatan terhadap sejarah perpindahan pusat pemerintahan dari Berbek ke Nganjuk pada 6 Juni 1880, serta sebagai wujud syukur atas berkah bumi dan kesejahteraan masyarakat.
Mengusung tema “Notoprojo Bersinergi Membangun Negeri,” prosesi ini dipimpin langsung oleh Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi dan Wakil Bupati Trihandy Cahyo Saputro. Momen sakral ini ditandai dengan penyerahan dua pusaka kebanggaan Kabupaten Nganjuk, Tombak Kiai Jurang Penatas dan Payung Kiai Tunggul Wulung, kepada Bupati dan Wakil Bupati. Kedua pusaka tersebut melambangkan kekuatan, kepemimpinan, dan perlindungan bagi masyarakat serta daerah.

Arak-arakan pusaka dimulai dari titik awal hingga tiba di Pendapa KRT Sosrokoesoemo, dengan menggunakan kereta kuda yang dikawal oleh barisan perangkat daerah, lembaga vertikal, pelajar, pelaku usaha, hingga masyarakat umum. Ribuan warga tumpah ruah di sepanjang jalan, menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap warisan budaya yang terus dijaga kelestariannya.

Puncak acara adalah Sedekah Bumi, sebuah prosesi adat yang menampilkan 20 gunungan hasil bumi lokal dari seluruh kecamatan se-Kabupaten Nganjuk. Gunungan yang berisi hasil pertanian, buah-buahan, dan aneka palawija ini diarak menuju pendapa dan didoakan bersama sebagai ungkapan syukur atas anugerah alam. Setelah doa, masyarakat dengan antusias berebut gunungan tersebut, menciptakan suasana semarak penuh kegembiraan dan kebersamaan.

Dalam sambutannya, Bupati Marhaen Djumadi menegaskan bahwa Boyong Natapraja dan Sedekah Bumi lebih dari sekadar seremoni adat, melainkan bentuk nyata pelestarian nilai-nilai sejarah dan budaya yang menjadi fondasi jati diri Nganjuk.
“Melalui prosesi ini, kita merawat ingatan kolektif sebagai bangsa dan sebagai warga Nganjuk. Kita bangun sinergi antara pemerintah dan masyarakat untuk menjaga warisan leluhur sekaligus mendorong potensi budaya sebagai kekuatan pariwisata daerah,” ungkap Bupati Marhaen.

Acara berlangsung aman, tertib, dan penuh makna. Pemerintah Kabupaten Nganjuk berharap Boyong Natapraja dan Sedekah Bumi dapat terus menjadi agenda budaya tahunan yang memperkuat identitas lokal, serta mempererat rasa cinta masyarakat terhadap tanah kelahirannya.
(Sony)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *